Sebanyak 2.750 ton amonium nitrat disimpan selama enam tahun di pelabuhan tanpa langkah-langkah keamanan.
Diperkirakan, 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di sebuah gudang di Pelabuhan Beirut meledak pada Selasa sore. Hingga Selasa malam, sedikitnya 78 orang dilaporkan tewas dan 4.000 lainnya terluka.
Pengadilan Lebanon sudah diberitahu enam kali bahwa amonium nitrat yang disimpan di Pelabuhan Beirut berbahaya dan pejabat bea cukai meminta untuk mengekspornya kembali.
Perdana Menteri Lebanon menyebutkan bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan di Pelabuhan Beirut dan meledak pada (4/8/2020).
Bahan kimia itu juga kerap digunakan oleh para teroris saat beraksi, antara lain Bom Oklahoma 1995, Bom Bali 2020, dan teroris kanan-jauh Norwegia Anders Behring Breivik dalam penembakan dan serangan bom 2011 silam.
penyebab ledakan karena terdapat 2.750 ton amonium nitrat disimpan selama enam tahun di pelabuhan tanpa tindakan pengamanan.
Tiga puluh tujuh kontainer bahan kimia tersebut diimpor dari Korea Selatan pada 2015 oleh sebuah perusahaan India untuk digunakan dalam pembuatan pupuk tetapi disita setelah bahan tersebut ditemukan berkadar bahan peledak.
Penyelidikan terbaru terkait ledakan dashyat yang terjadi di Beirut minggu lalu menemukan bahwa hampir 3.000 ton amonium nitrat yang menyebabkan ledakan besar di Beirut
Ledakan itu menghancurkan seluruh lingkungan, menghancurkan bangunan dan melukai 6.000 orang.
Hizbullah telah menyelundupkan bahan peledak, termasuk amonium nitrat, ke Eropa di mana ia memiliki jaringan toko.